Probolinggo - Erupsi Gunung Bromo kembali mengalami peningkatan. Asap sulfatura tebal berwarna gelap terus keluar dari puncak kawah mengarah ke barat daya Kabupaten Malang.
Kepala Bidang Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gede Swantika, saat ditemui di pos pantau Gunung Bromo, Minggu (28/11/2010) mengatakan bahwa ketinggian asap semakin meningkat serta kapasitas luapan semakin besar.
"Hari pertama luapan asap hanya setinggi 400 meter, sementara hari kedua sudah menacapai 700 meter dan hari ketiga saat ini mencapai 1.000 meter lebih. Untuk ketebalan sebagai besar karena teremor terus menerus," ujar Gede Swantika.
Lebih lanjut Gede Swantika mengatakan imbas dari terus meningkatnya erupsi menyebabkan penyebaran hujan abu semakin meluas.
Data terakhir menyebutkan bahwa mulai pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB telah terjadi 8 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 30 - 40 mm. Selain itu, gempa tremor juga terus menerus terjadi dengan amplitudo 7 - 32 mm.
Erupsi itu sendiri, kata Gede, lebih baik daripada jika Bromo meletus sekali tetapi dahsyat. Gede mengaku tidak tahu kapan erupsi tersbeut akan berakhir. Dengan terus adanya erupsi, maka status Bromo masih tetap awas.
Sementara itu pengamanan diseluruh akses masuk kawasan kaldera (lautan pasir) di
tingkatkan dengan penjagaan TNI dan Polri. Hal ini dilakukan karena masih banyak warga yang menerobos masuk ke kawasan tersebut. (bdh/bdh)
Sumber: DetikSurabaya
Kepala Bidang Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gede Swantika, saat ditemui di pos pantau Gunung Bromo, Minggu (28/11/2010) mengatakan bahwa ketinggian asap semakin meningkat serta kapasitas luapan semakin besar.
"Hari pertama luapan asap hanya setinggi 400 meter, sementara hari kedua sudah menacapai 700 meter dan hari ketiga saat ini mencapai 1.000 meter lebih. Untuk ketebalan sebagai besar karena teremor terus menerus," ujar Gede Swantika.
Lebih lanjut Gede Swantika mengatakan imbas dari terus meningkatnya erupsi menyebabkan penyebaran hujan abu semakin meluas.
Data terakhir menyebutkan bahwa mulai pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB telah terjadi 8 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 30 - 40 mm. Selain itu, gempa tremor juga terus menerus terjadi dengan amplitudo 7 - 32 mm.
Erupsi itu sendiri, kata Gede, lebih baik daripada jika Bromo meletus sekali tetapi dahsyat. Gede mengaku tidak tahu kapan erupsi tersbeut akan berakhir. Dengan terus adanya erupsi, maka status Bromo masih tetap awas.
Sementara itu pengamanan diseluruh akses masuk kawasan kaldera (lautan pasir) di
tingkatkan dengan penjagaan TNI dan Polri. Hal ini dilakukan karena masih banyak warga yang menerobos masuk ke kawasan tersebut. (bdh/bdh)
Sumber: DetikSurabaya
0 Komentar
Silahkan meninggalkan komentar.
Kritik & Saran. Terimakasih atas kehadiran dan juga ukiran jejak Anda.