Header Kanan

Yogyakarta, Yogjakarta, Jogja, Yogja, atau Ngayogyakarta?

Bismillah,
Kadang saya atau juga Anda atau diantara kita :-) masih bingung penulisan juga pengucapan salah satu kota istimewa di Indonesia ini, yaitu Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tak masalah, hanya saja harus ada standar khusus untuk menentukan penulisan khususnya untuk sesuatu yang resmi misalkan menulis Kartya Tulis Ilmiah atau yang lainnya. Jadi, coba simak pembahasan singkat berikut yang saya ambil dari situs YogYes.com*:

Banyak orang menyebut Yogyakarta dengan nama berbeda-beda. Orang-orang tua menyebut Ngayogyakarta, orang-orang Jawa Timur dan Jawa Tengah menyebut Yogja atau Yojo. Disebut Jogja dalam slogan Jogja Never Ending Asia. Belakangan muncul sebutan baru, yaitu Djokdja. Sekilas memang membingungkan, namun menunjuk pada daerah yang sama. Lalu, bagaimana bisa kisahnya sampai nama kota ini bisa begitu bervariasi?

Paling tidak, ada 3 perkembangan yang bisa diuraikan. Nama Ngayogyakarta dipastikan muncul tahun 1755, ketika Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I mendirikan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kraton yang berdiri di Alas Bering itu merupakan wujud Perjanjian Giyanti yang dilakukan dengan Pakubuwono III dari Surakarta.

Tak jelas kapan mulai muncul penamaan Yogyakarta, apakah muncul karena pemenggalan dari nama Ngayogyakarta atau sebab lain. Namun, nama Yogyakarta secara resmi telah dipakai sejak awal kemerdekaan Indonesia. Ketika menjadi ibukota Indonesia pada tahun 1949, kota yang juga bergelar kota pelajar ini sudah disebut Yogyakarta. Sri sultan Hamengku Buwono IX juga menggunakan nama Yogyakarta ketika mengumumkan bahwa kerajaan ini merupakan bagian dari Republik Indonesia.

Berbagai penamaan muncul kemudian, seperti Yogja, Jogja, Jogya dan Yogya. Bisa dikatakan bahwa variasi nama itu muncul akibat pelafalan yang berbeda-beda antar orang dari berbagai daerah di Indonesia. Uniknya, hampir semua orang bisa memahami tempat yang ditunjuk meski cara pengucapannya berbeda. 

Karena kepentingan bisnis, nama Jogja kemudian menguat dan digunakan dalam slogan Jogja Never Ending Asia. Slogan tersebut dibuat untuk membangun citra Yogyakarta sebagai kota wisata yang kaya akan pesona alam dan budaya. Alasan dipilih 'Jogja' adalah karena (diasumsikan) lebih mudah dilafalkan oleh banyak orang, termasuk para wisatawan asing. Sempat pula berbagai institusi mengganti Yogyakarta dengan Jogjakarta.

Setelah mengetahui sejarah ringkas tentang nama Yogyakarta, kita dapat mengetahui bahwa kota tersebut memiliki banyak sejarah penamaan. Tapi sobat sudah tahu kan jawaban dari pertanyaan judul di atas? Yups, Yogyakarta tepatnya.

*Untuk membaca lanjutan paragraf cuplikan di atas, silahkan kunjungi link sumber di bawah ini:

Posting Komentar

2 Komentar

  1. kalo nulis emang sih Yogyakarta, tetapi kalo ngucapinnya tetap Jogja

    BalasHapus
  2. hehe saya malah baru tahu,
    tetapi kalau penulisan memang dari dulu begitu
    yang bener Yogyakarta ya

    BalasHapus

Silahkan meninggalkan komentar.
Kritik & Saran. Terimakasih atas kehadiran dan juga ukiran jejak Anda.