Header Kanan

Berdoalah, Wahai Kaum Muslimin!

Bismillah,
12-4-3 Berdoalah wahai kaum muslimin - karyafikri.blogspot.com
Berdoalah, wahai kaum muslimin!

Allah menciptakan jin dan manusia di muka bumi ini hanyalah untuk mengibadahi Allah semata, sebagaimana Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ اْلجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (QS. adz-Dzaariyaat (52): 56)

Diantara macam ibadah adalah berdoa kepada Allah, jika demikian maka tidak boleh bagi kita memalingkan doa  kepada selain Allah. Nah, sudahka kita berdoa wahai kaum muslimin?

1. Perintah Allah agar kita berdoa kepada-Nya
Doa adalah ibadah yang mulia, dan Allah memerintahkan kepada kita sebagai hamba-Nya agar senantiasa memohon kepada-Nya, Allah berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُم ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Rabbmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu" (QS. al-Mu'minun(40): 60)

Begitu pula Allah berfirman:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
Dan apabila hambaku-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. (QS. al-Baqarah(2): 186).
Jika berdoa merupakan perintah dari Allah maka wajib bagi kita untuk senantiasa berdoa kepada-Nya.

2. Doa adalah ibadah
Doa adalah bagian dari ibadah, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, yang artinya: "Doa adalah ibadah." (Lihat Silsilah ash-Shahiihah: 2654).
Jika demikian halnya maka di dalam berdoa hendaknya kita tujukan doa itu hanya kepada Allah dan kaifiyah (tata cara) dalam berdoa mengikuti (ittiba') kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, karena dua hal tersebut merupakan syarat diterimanya sebuah ibadah.

3. Macam-macam doa
Syaikh 'Utsaimin berkata: Doa itu ada dua macam, yaitu doa ibadah dan doa mas'alah. Ketika kita shalat dan di dalamnya kita membaca doa-doa yang telah ditetapkan Allah maka ini doa ibadah, namun ketika kita punya hajat atau kebutuhan tertentu kemudian kita berdoa, "Ya Allah, jadikanlah usaha kami sukses" atau yang semisalnya maka ini adalah doa mas'alah. (Lihat Syarah Riyadhus-Shalihin (4:37)).

4. Syarat dikabulkannya doa
Ketika seseorang berdoa kepada Allah maka dia berharap agar Allah mengabulkan doa-doanya. Dikabulkannya doa seorang hamba oleh Allah harus memenuhi persyaratan yang telah Allah tetapkan. Diantara syarat agar dikabulkannya doa-doa seorang hamba adalah:
- Ikhlasnya niat
Amal ibadah seoranghamba diterima atau ditolak oleh Allah tergantung pada niatnya, jika niatnya karena Allah semata maka Allah akan menerimanya atau mengabulkan doanya kalau untuk yang lainnya maka Allah tidak sudi mengabulkannya, karena Allah telah disekutukan dengan yang lainnya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang artinya "Sesungguhnya semua amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang itu (diganjar atau disiksa, Pen.) tertangung pada niatnya..." (HR al-Bukhari (1) dan Muslim (1907)).
Maka dari itu mari kita ikhlaskan niat dalam semua doa yang kita panjatkan hanya kepada Allah.

- Tidak melampaui batas
Termasuk dalam hal ini adalah doa yang di dalamnya terdapat permusuhan, walaupun doa orang tua terhadap anak kandungnya yang di dalamnya terdapat permusuhan, maka doanya tidak dikabulkan, hal ini berdasarkan firman Allah:
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ اْلمُعْتَدِينَ
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. al-A'raf(7):55).
Andai saja seseorang berdoa memohon kepada Allah sesuatu yang haram maka Allah tidak mengabulkannya, karena hal itu melampaui batas, begitu pula jika seseoranag berdoa yang tidak syar'i, seperti "Ya Allah, jadikanlah aku seorang nabi". Maka hal itu tidak boleh dan doanya tidak dikabulkan oleh Allah. Karena itu, hendaknya dalam cara berdoa kita / meminta kepada Allah dan apa yang kita minta harus sesuai dengan syariat tak boleh melampaui batas.

- Tidak main-main dalam berdoa
Ketika berdoa kepada Allah hendaknya bersungguh-sungguh dan memiliki keyakinan bahwa doanya dikabulkan oleh Allah, bukan main-main atua percobaan. Karena ada di antara manusia yang berdoa kepada Allah dengan coba-coba, apakah doanya dikabulkan atau tidak. Hal ini tidak dikabulkan oleh Allah. Maka hendaknya ketika engkau berdoa kepada Allah harus memiliki keyakinan yang besar bahwa doamu akan dikabulkan oleh Allah. Akan tetapi, jika berdoa namun dirinya ragu akan terkabulkan doa tersebut maka Allah tidak mengabulkannya.

- Menjauhi perkara-perkara yang haram
Diantara perkara-perkara yang harus dijauhi agar doanya mustajab adalah: tidak memakan makanan yang haram dan tidak meminum minuman yang haram. Jika seseorang makan makanan yang haram baik secara dzatnya haram atau memperolehnya dengan cara riba, menipu, atau yang semisal dengannya maka Allah tidak akan mengabulkan doanya.
Sebagaimana hal ini disabdakan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam yang artinya: "Sesungguhnya Allah itu indah dan tidak menerima kecuali yang indah saja, dan Allah telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman sebagaimana Allah memerintahkan kepada para rasul (yang artinya): 'Hai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.' (QS al-Mu'minun (23): 51)). Dan firman Allah yang artinya: 'Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.'" (QS. al-Baqarah(2): 172)).
Kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang menempuh perjalanan yang teramat jauh (safar), kusut rambutnya, berdebu tubuhnya, dan mengangkat kedua tangan ke langit seraya berkata: "Ya Rabb! Ya Rabb!" sedangkan makan dan minumannya haram, pakaian yang dikenakan haram, lalu mana mungkin doanya dikabulkan? (HR Muslim 1015).
Dalam hadits ini Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menyatakan doanya tertolak (tidak dikabulkan) padahal orang tersebut telah mendatangkan beberapa hal yang membuat doanya dikabulkan, seperti: dalam keadaan safar, mengangkat kedua tangannya, bertawassul dengan mengucapkan "Ya Rabbi! Ya Rabbi", namun ketika makanan yang dimakannya haram, minumannya haram maka doanya tidak dikabulkan.

5. Memperbanyak doa
Ketika kita telah mengetahui bahwasanya doa adalah ibadah, sebagaimana penjelasan di atas. Dan sebagaimana firman Allah yang artinya: "Dan Rabbmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari meyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina-dina." (QS Ghaafir(40): 60).
Maksud dari menyombongkan diri dari menyembah-Ku di sini adalah "tidak berdoa kepada Allah". Dan doa memiliki manfaat yang teramat banyak sebagaimana hal itu disabdakan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang artinya: "Doa itu memberi manfaat terhadap semua yang telah turun maupun yang belum, maka wajib atas kalian, wahai hamba-hamba Allah, untuk berdoa." (Shahiihul-Jaami': 3409).
Maka wahai kaum muslimin! Seharusnya kita senantiasa dan memperbanyak doa, karena doa adalah ibadah yang paling mulia di sisi Allah, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang artinya: "Tidak ada sesuatupun yang paling mulia di sisi Allah daripada berdoa" (Lihat Shahiihul-Jaami': 5392).

6. Menghadirkan hati ketika berdoa
Seyogyanya bagi orang yang berdoa menghadirkan hati dan pikirannya ketika berdoa. Tak seharusnya lisannya berdoa, tetapi hatinya tidak berkonsentrasi ketika berdoa, maka sangat memungkinkan doanya tidak dikabulkan oleh Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam yang artinya "Berdoalah kepada Allah dan engkau yakin bahwasannya doamu dikabulkan, dan ketahui! Sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa yang hatinya lalai ketika berdoa." (Shahiih at-Tirmidzi: 2766).
Dari sini kita mengetahui akan kewajiban menghadirkan hati dan pikiran (konsentrasi) ketika berdoa kepada Allah, serta merenungkan apa yang diucapkannya, dan hendaknya doa keluar dari hatinya sebelum keluar dari lisannya, sebagaimana dijelaskan pada hadits di atas.

7. Memulai berdoa dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam
Sudah dimaklumi bersama, wahai kaum muslimin! Hendaknya kita memulai semua urusan kita dengan memuji Allah, karena Allah berhak atas segala pujian,, maka jika seseorang memuji Allah ketika berdoa, hal tersebut lebih mendekatkan doanya dikabulkan. Bukankah telah sampai kabar kepada kita bahwasannya Nabi Muhammad shallahu 'alaihi wa sallam pada hari kiamat nanti sujud teramat lama sekali, kemudian setelah itu memuji Allah dengan pujian yang teramat banyak, kemudian Allah mengizinkan dalam permasalahan itu seraya berkata: "... Ya Muhammad! Angkatlah kepalamu! Dan berkatalah! Maka perkataanmu akan didengar, Mintalah! Pasti diberi (dikabulkan). Dan mintalah syafaat pasti engkau akan diberi syafaat..." (HR al-Bukhari: 7510 dan Muslim: 197).
Lihatlah! Bagaimana Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam memulai doanya dengan memuji Allah. Rasulullah pernah mendengar seseorang yang berdoa tanpa memuji Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, maka Rasulullah  shalallahu 'alaihi wa sallam memanggilnya dan berkata kepadanya: "Jika seseorang berdoa maka hendaklah dia memulainya dengan memuji serta menyanjung Allah dan bershalawat kepada Nabi, setelah itu silahkan berdoa sekehendaknya" (Lihat Shahiih Abu Daawud: 1314).

8. Penutup
Adab-adab berdoa teramat banyak, wahai kaum muslimin, yang tidak bisa kita uraikan semuanya dalam buletin kali ini, seperti: berdoa dalam keadaan suci - itu lebih utama meski tidak wajib-, mengangkat kedua tangan, memulai untuk diri sendiri baru orang lain, dan sebagainya. Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semuanya. Aamiiin.

Abu Rima Asik Amali ibn Zainuddin Rozi, Lc. Hafidhohullah

Sumber: Buletin Dakwah Islam "Al-Furqon" tahun ke-12 volume 4 no. 3

Posting Komentar

0 Komentar