Postingan

Menampilkan postingan yang sesuai dengan penelusuran untuk rindu

[renungan] Belajar dari rasa

Gambar
Rindu tak Bersayap Semua bergerak Meninggalkan rasa melalui waktu Tapi rindu ini tak bersayap Tertinggal waktu... Jika benar rindu ini tak bersayap Biarkan ia tinggal di istana rasa Menulis setiap detik asa Tanpa peduli apa kata dunia Jika benar rindu ini tak bersayap Menunggu bersama diam adalah kebodohan Karena semua menunggu satu, mati... Kediri, 1 November 2012 Antara Suka & Benci Ini hanya sebuah coretan hasil "belajar dari rasa" seekor anak yang biasa, bukan ahli, observasi ataupun dari survey Saat kau ingin menetralkan rasa, kau hanya perlu beberapa waktu dengan tak memikirkannya. Cukup beberapa waktu (kurang dari banyak dan lebih dari sedikit), buatlah ragamu sibuk dengan yang lain dan otakmu sibuk memikirkan apa yang kau kerjakan. Dan jangan pernah menikmati ragamu yang diam dengan jiwa yang melintasi ruang dan waktu. Lalu saat kau terbiasa tak memikirkan kesedihan atau rasa suka yang ingin kau netralkan, co...

Galeri Boneka kotak Danbo - lucu & unik

Gambar
Bismillah, Sumber gambar : weheartit.com Sekilas boneka ini sudah terlihat unik atau aneh? Mungkin aneh juga unik, bagaimana tidak? Dengan bentuknya yang serba kotak menawarkan gaya baru di dunia perbonekaan (hem, apa maksudnya kok bahasanya ruwet gini), maksud saya di dunia mainan khususnya boneka. Baiklah, kita flashback sejenak ke asal-usul atau sejarah dari terciptanya boneka Danbo. Danbo adalah singkatan dari kata Danboard , merupakan hasil kreasi dari Azuma Kiyohiko, komikus Jepang  yang lahir pada 27 Mei 1968.  Danboard sendiri berarti kertas karton board , atau dalam bahasa Jepang "danboru" yang berarti kardus. Nah cukup di sini flashback- nya, jika kurang atau ingin tahu lebih banyak sejarahnya silahkan sobat browsing, hehe. Maaf ya kalau terlalu singkat. Dan perlu sobat ketahui, harga dari boneka ini adalah antara Rp 350.000 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) sampai Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah) bergantung pada ukuran boneka Danbo tersebut....

Puisi: Perbatasan Rindu

Gambar
  Perbatasan Rindu   Kadang lidahku kelu Tuk menggambarkan rindu Tapi tak jarang tergelitik Merangkai kata tanpa titik   Di perbatasan rindu aku menanti Tuk bertemu dengannya walau lewat mimpi Aku hanya bisa menitipkan rasa Dengan lantunan doa disetiap kala   Setengah dari jiwanya masih di sini Semoga aku bisa berbakti   @Rindu yang menitik, 5 Agustus 2024

[part-1] Rain dan Windy - Bukan Kisah Romantis

Windy : "Rain, aku rindu" Rain : "Rindu siapa?" Windy : "Rindu hantu!" Rain : "Ya sudah, sana berpelukan dengan hantu" Windy : "Dasar gak punya hati, rindu kamu ngerti!" Rain : "Oh, aku juga rindu kamu" Windy : "@#$#" Rain : "Diam?" Windy : "Gak apa-apa, orang aneh" Rain : "Siapa yang aneh?" Windy : "Rain, malam ini indah ya" Rain : "Iya, dingin" Windy : "Selalu gak nyambung. Indah, lihat bintang itu" Rain : "Kenapa dengan bintang itu?" Windy : "Dia memancarkan kerinduan seseorang kepada orang lain" Rain : "Dari mana kamu tahu?" Windy : "Ngarang!!!" Rain : "Haha, pastinya" Windy : "Kamu tuh gak ada romantis-romantisnya Rain!" Rain : "Aku bukan orang romantis" Windy : "#$^@%$" Rain : "Ada apa dengan wajahmu? Ekspresi apa itu?" Windy : "Gak ada,...

Madah Kerinduan

Puisi : Madah Kerinduan Madah rindu, menjadi candu Setiap waktu, dalam kalbu Keping rinduku tercecer Bak abu asyik dibawa bayu Kemudian lenyap begitu Tapi Madah terus tumpah Dari kalbu yang rindu Sang Abadi, pemilik sejati Kala rindu menjadi aksa Tumbuhlah rindu baru mencipta asa Tiada henti Mengukir madah-madah untukNya Lalu... Aku ingin guci pusaka Untuk menyimpan abu itu Rapi dan satu Kalbu yang merindu Karena cinta, rindu bercerita Mencipta asa, mengukir madah Merakit candu, setiap waktu 19 Maret 2012 Oleh Fikri si Pemimpi Puisi Lempar Kata Fikri Si Pemimpi - Usup Supriyadi kata yang dilempar adalah "Madah", "Guci", "Abu" dan "Candu". Kemudian saya akan melemparkan kata kepada mas Usup Supriyadi kata "Saksi", "Fajar",  "Embun" dan "Adinda".

Mutiara cair itu...

Gambar
Foto diambil 13.24 - 30 Oktober 2012 (mutiara - di yang ketiga) Mutiara cair itu akhirnya membasahi rindu yang gersang, menampakkan kesejukan dan keramahan yang aku rindu... terimakasih, yaa Allah... Ia berlomba membasahi kering rindu Dari daun yang layu Dari tanah yang kering Dan dari jiwa yang gersang Mutiara cair itu seperti kau, yang di rindu hati sayu Dan kepada penciptamu aku berdoa, agar kau baik-baik saja Tak kurang dan tak lebih dari yang membuat dunia tersenyum... Hujan ... Kediri, 30 Oktober 2012

Puisi: Ngopi, dibalik Rindu

Gambar
  "Ngopi" Yang dibuat dengan rasa Akan mengalirkan asa Sederhana tapi penuh makna Memang beda apa yang dibuat ibunda Semoga sehat selalu Setengah jiwa ayahanda Maafkan aku, tak bisa disisi selalu Insya Allah akan sering ke sana Menyusuri rindu dan cinta @Sendu merindu, 6 Agustus 2024

Mengaku cinta : Ukhibbuka fillah...

Gambar
Ukhibbuka fillah Aku mencintaimu karena ALLAH.. Zaidan,  lelaki tegar di mataku. Meski aku tak begitu tahu liku dan terjal kisah hidupnya. Tapi semua sudah terpancar dari auranya, bahkan sebelum aku dekat dengan dia. "Ukhibbuka fillah", kata itu yang terakhir dia katakan.  Sebelum ia pindah dari kota ini.  Dan entah kenapa harus pergi,  dia memang pendiam tapi bukan dingin jadi aku tak banyak tahu tentang dia kecuali Dari sikap Dan keluarganya. Ketegarannya dibuktikan dengan sabar,  tak pernah mengeluh,  dan hidupnya untuk di jalanNYA.  Menggapai ridho Sang Pencipta. *** "Assalamu'alaikum..." suara serak lirih  terdengar dibalik pintu rumah yang ku kunci,  rapat. "Wa'alaikumussalam... siapa?" Jawabku ragu untuk memastikan dia adalah teman seaqidahku. "Zaidan,.." jawabnya. Dengan suara yang melemah,  sepertinya dia sedang flu "Cklik,  kreek" bunyi pintu yang aku buka. Ya, ini rumah tua peninggalan kakekku...

Puisi : Lewat Hujan

Gambar
Disaat orang lain bilang " Alhamdulillah , hujan..." atau "Aku kehujanan..." aku hanya bisa bilang "Aku masih menunggumu..." - hujan . Gambar diambil tanggal 19 Oktober 2012 (selesai rintik) Lewat hujan Kunikmati aroma khas hari Mencurahkan rindu, bercerita dalam rinai Saat di balik diam itu banyak kata Saat di balik senyum itu ada luka Dan saat di balik canda ada tangis Lewat hujan aku menikmati keindahan dunia Melupakan segala lara duka, candu rindu... Saat paksi menepi Bercanda berdua Saat itulah aku cemburu ... Dan biarkan Lewat hujan aku tersenyum dalam tangis Melepas segala rasa... 14 Oktober 2012 Oleh : Fikri Thufailiy

Puisi : Langit tanpa bintang

Gambar
Sumber gambar : lifestory-ceritakehidupan.blogspot.com Malam ini Ku nikmati malam di bawah langit tanpa bintang Gelap tapi bukan menakutkan Pesona hitam tenang Diam... Aku tak tahu ke mana pergi bintang-bintang yang biasanya menghias langit gelap malam, lalu membuat gelap menjadi indah yang dirindukan. Seperti malam ini, tak ada satu bintang pun yang menghiasi langit saat awan putih dikejar sepoi angin. Kemanakah perginya? jika kau tahu, kasih tahu aku. Meski tanpa bintang, ku nikmati malam di bawah langit gelap tenang dengan diam. Berpikir tentang bintang yang hilang, lalu memikirkan waktu yang berjalan terus menuju masa depan. Sejenak kemudian, memikirkan penantian, dari kau hingga aku, yang kita menanti sebuah panggilan dari-Nya. Aku Masih menikmati waktu bersanding rindu Karena waktu tak sanggup merubah rasaku Aku Rindu hidup bersanding denganmu .untukmu yang berjiwa hanif.

Nostalgia, kangen handphone jadul...

Bismillah, Melihat foto handphone jadul (jaman dulu) atau hp lama yang pernah saya punya menjadi ingat masa lalu dan kadang ingin memilikinya lagi. Entah kenapa bisa merasa kangen, entah pada suasana zaman dulu, entah pada keadaan masa lalu, atau pada "perjuangan" utak-atiknya. Kalau ditinjau dari fitur atau fasilitas dan kecanggihan yang dimiliki perangkat jadul dan perangkat di masa kini apa lagi Android , maka hp jadul tersebut mungkin tidak ada apa-apanya tapi entah rasa apa yang dapat menghadirkan rasa rindu itu? Atau mungkin karena masih awal mengenal teknologi? dan melakukan eksperimen-eksperimen yang bagi saya masih sangat baru dan menarik. Banyak hal yang tidak saya tahu ketika itu menjadi tahu dan kini menjadi biasa? walau di kini ada yang baru tak terasa "wah" seperti dulu. Ahh, entah aku tak tahu kenapa rindu ini menderu. Atau... proses itu terasa indah ketika kita sudah melaluinya? bukan ketika mengalaminya? Ya, itu tepatnya tapi untuk mer...

Renungan : Jangan khianati aku

Gambar
Bismillah, Kau... Mungkin aku tampak tak peduli pada kau, kalian, dia, mereka, atau bahkan pada diriku sendiri. Ya, aku bukan seperti kau yang keras berjalan (berlari) menuju dunia hingga di seberang pulau atau luar negeri untuk meningkatkan taraf hidup yang kau impikan. Juga karena cinta? mungkin, tapi aku tak banyak tahu tentang kau. Aku hanya meminta seseorang bercerita tentangmu, sedikit saja. Orang yang hidup di sekitarmu, ya tentu lebih lama dari aku yang datang dan pergi di sini mulai beberapa hari yang lalu. Tapi aku tak menyalahkan kau. Hanya saja, kau adalah wanita. Banyak yang harus kau jaga, dari jiwa dan ragamu. Kau tahu kan? Dari pesonamu, dari auratmu, dari kesendirianmu (pergi jauh tanpa mahrom ), dan dari banyak hal lain yang harus kau jaga. Mungkin tak ada guna aku banya menulis di sini tentang apa yang aku pikirkan. Tapi paling tidak bisa menjadi renungan untukku dan beberapa orang yang terpleset ke tulisan ini lalu mau membacanya. Bahwa, hati itu lem...

Rindu hidup bersamamu (ahlussunnah)

bismillah, ahlul bid'ah sebenarnya memiliki semangat, tapi tidak berlandas ilmu begitu juga teroris mereka semangat jihad, tapi ilmu terlalu dangkal sehingga tersesat (keduanya rugi dunia dan akhirat) inti : Tak cukup berbekal SEMANGAT untuk beribadah tanpa adanya ILMU karena setiap ibadah harus berlandas 2 syarat agar diterima oleh Allah. yaitu ikhlas dan mutaba'atussunnah (mengikuti sunnah) . satu kaidah penting "ilmu sebelum berkata dan beramal" . sajak tak beranak (untuk pengobat rindu hidup bersama ahlussunnah): alangkah indah hidup dengan sunnah tanpa amalan2 melelahkan berbau bid'ah wahai ahlussunnah ukhibbukum fillah . Kediri, Muis Nado

Puisi: Rindu untuk Ayah

Gambar
  Sebelas tahun yang lalu Terasa bukan selama itu Di balik foto ini Banyak sekali kisah perjuangan Di siang dan berlanjut ke malam Masih teringat kala itu Semangatnya yang tak pudar Fajar mendekatpun tak tampak payah Hanya aku, pemuda yang minim semangat Izin untuk segera rihat, melepas penat Sekarang, Semua tak akan terulang Semoga dengannya kelak bertemu Di Surga-Mu Duhai Tuhanku Ampunilah aku Dan kedua orang tuaku @Penuh Rindu 22 Agustus 2024

Puisi : Cahaya di tengah kegelapan

Gambar
Bismillah, Aku ingin bermimpi Karena semangatku melemah Dan kataku tak terarah Mungkin dengan sejenak bermimpi Aku bisa kembali seperti tadi Sebelum semangatku pergi Aku ingin bermimpi dian Dalam gelap yang pekat Yang bersinar anggun Cahayanya memikat Untuk hati yang gelap Aku merindumu dian Masihkah kau bersinar? Aku tak bisa menangkap dengan pasti Terlalu gelap ruang ini Namun, ada setitik cahaya putih Mungkinkah itu kau? Yang selalu menjadi sinar hati Dian Jangan pernah lelah Sinari gelapnya dunia Dan memberi arti di sanubari Oh dian Terlalu rindu aku padamu Namun akulah pekat Dan kaulah cahaya Tapi, aku ingin cahaya Benar aku merinduimu Di setiap detikku Dian, Ini surat dari hatiku Untuk merayumu Agar kau tetap tinggal Di dalam ruang gelap ini Dan bertahan, sampai akhir cerita Dian, Kisahmu adalah cahaya Yang miliki gelora sinari gulita Tak akan pernah sirna Sampai ujung lelah Dian, Teruslah bertahan Hingga kisah ini berakhir de...

Salman Al-Farisi (Perantau Sejati dalam Mencari Kebenaran)

Dari Persi datangnya pahlawan kali ini. Dan dari Persi pula Agama Islam nanti dianut oleh orang-orang Mu'min yang tidak sedikit jumlahnya, dari kalangan mereka muncul pribadi-pribadi istimewa yang tiada taranya, baik dalam bidang kedalaman ilmu pengetahuan dan ilmuan dan keagamaan, maupun keduniaan.   Dan memang, salah satu dari keistimewaan dan kebesaran al-Islam ialah, setiap ia memasuki suatu negeri dari negeri-negeri Allah, maka dengan keajaiban luar biasa dibangkitkannya setiap keahlian, digerakkannya segala kemampuan serta digalinya bakat-bakat terpendam dari warga dan penduduk negeri itu, dokter-dokter Islam, ahli-ahli astronomi Islam, ahli-ahli fiqih Islam, ahli-ahli ilmu pasti Islam dan penemu-penemu mutiara Islam.  Ternyata bahwa pentolan-pentolan itu berasal dari setiap penjuru dan muncul dari setiap bangsa, hingga masa-masa pertama perkembangan Islam penuh dengan tokoh-tokoh luar biasa dalam segala lapangan, baik cita maupun karsa, yang berlainan tanah air dan suku...